Memetik Semangat Kartini Di Antologi Collaboractive Space, Hingga Pentingnya Susu Kolostrum
Pertama kali mendatangi Antologi Collaboractive Space, saya langsung berdecak senang. Dari luar gedung, saya sudah terbayang, bagaimana nyamannya lokasi Coworking Space satu ini.
Lokasinya didesain kekinian. Bangunannya dikelilingi kaca-kaca serta di dalamnya, meja, kursi, serta sofa bisa ditemukan di berbagai sudut. Di ujung, deretan tempat lesehan dilengkapi rak dengan berbagai isian buku semakin menambah kesan nyaman bagi Antologi Collaboractive Space. Berbagai fasilitas komplit ini, kenyataannya memang membuat saya betah berlama-lama semenjak pagi.
Lokasinya didesain kekinian. Bangunannya dikelilingi kaca-kaca serta di dalamnya, meja, kursi, serta sofa bisa ditemukan di berbagai sudut. Di ujung, deretan tempat lesehan dilengkapi rak dengan berbagai isian buku semakin menambah kesan nyaman bagi Antologi Collaboractive Space. Berbagai fasilitas komplit ini, kenyataannya memang membuat saya betah berlama-lama semenjak pagi.
Tempat Coworking Space yang baru saya tahu itu, hari ini terasa spesial. Bukan karena apa-apa. Hanya saja, hari ini saya mendapat suntikan semangat dari dua perempuan hebat.
Hari ini, 21 April 2018, tepat dimana Indonesia memperingati hari Kartini yang identik dengan hari perempuan, hari ini pula saya bertemu dengan 2 perempuan yang cukup menginspirasi.
Yang pertama adalah kawan saya. Semenjak pagi menjelang, kepada seorang kawan perempuan saya menimba ilmu tentang logika sebuah program.
Yang pertama adalah kawan saya. Semenjak pagi menjelang, kepada seorang kawan perempuan saya menimba ilmu tentang logika sebuah program.
Sembari belajar, saya memesan minuman dari kulit coklat di kedai Wiki Kopi yang merupakan bagian dari Antologi Collaboractive Space. Pertimbangannya, karna saya percaya coklat bisa membuat kita lebih merasa rilex. Selain itu, ini memang kedai kopi, tapi sejak terakhir kali merasa lemas usai minum kopi di sebuah kedai kopi dulu, saya tak mau mengulanginya. Setidaknya, hari ini saya harus terus fit agar bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, jadi meski saya berada di kedai kopi saya memilih menjauhi kopi.
Baca Juga
Duduk di salah satu meja Antologi Collaboractive Space, saya dipandu teman saya. Mencoba belajar memecahkan persoalan-persoalan logika yang coba ia berikan. Menit-menit yang belalu, semakin lama saya rasakan semakin membuat kepala panas.
Ia memberikan beberapa soal usai menjelaskan tentang berbagai logika sebuah script. Saya dimintanya menganalisa dan mencoba memecahkan beberapa masalah menggunakan logika yang sudah ia jelaskan. Meskipun saya paham, tapi kenyataannya pemahaman saya ketika diaplikasikan kerap menimbulkan eror.
“Coba saja terus! Salah nggak papa, lihat tulisan itu!” ujar kawan saya menunjuk sebuah pesan di dinding, saat saya berulang kali melakukan eror lantas melenguh kesal ingin menyerah.
Ia memberikan beberapa soal usai menjelaskan tentang berbagai logika sebuah script. Saya dimintanya menganalisa dan mencoba memecahkan beberapa masalah menggunakan logika yang sudah ia jelaskan. Meskipun saya paham, tapi kenyataannya pemahaman saya ketika diaplikasikan kerap menimbulkan eror.
“Coba saja terus! Salah nggak papa, lihat tulisan itu!” ujar kawan saya menunjuk sebuah pesan di dinding, saat saya berulang kali melakukan eror lantas melenguh kesal ingin menyerah.
“Anyone who has never made a mistake has never tried anything new
---Albert Einstein---”
Benar juga, dari seluruh kesalahan soal-soal itu, setidaknya saya mendapat pengetahuan baru.
Saya tersenyum, aihhh, Antologi Co Space ini, tau saja apa yang dibutuhkan pengunjungnya. Hanya dari sebuah tulisan motivasi dinding yang memang ada cukup banyak, menit itu saya langsung kembali bersemangat.
Kawan saya lantas menunjukkan bagaimana cara solved atas kesalahan-kesalahan yang saya lakukan. Sebagai perempuan yang lebih muda dari saya, ia begitu lanyah mengerjakan pemecahan logika-logika yang umumnya lebih banyak dikuasai laki-laki. Ketekunannya dalam bidang ini selama setahun rupanya membawanya menjadi sosok yang tak perlu diragukan lagi keprofesionalannya sebagai senior developer. Fiuuhhh, buat saya ini motivasi tersendiri. Sama-sama makan nasi, kamu pasti bisa Aida! Meskipun di sudut batin yang lain ada juga teriakan nyinyir, yaelahh, nasi mah karbohidrat, nggak ngaruh! Dia mah dasarannya pinter. Pinter mah ya pinter aja!
Hemm, saya mencoba menghalau pikiran buruk itu.
Hemm, saya mencoba menghalau pikiran buruk itu.
Perempuan hebat yang ke dua yang saya temui di Antologi Collaboractive Space adalah Alanda Kariza.
Saat waktu yang terus beranjak, pada akhirnya tiba juga waktu untuk kawan saya bergegas pulang. Usai kepergiannya, saya masih harus mengulas lagi apa-apa yang baru saja ia ajarkan.
Saat waktu yang terus beranjak, pada akhirnya tiba juga waktu untuk kawan saya bergegas pulang. Usai kepergiannya, saya masih harus mengulas lagi apa-apa yang baru saja ia ajarkan.
Yang tidak saya sadari, rupanya di lantai bawah Antologi Collaboractive Space, sedari tadi sedang ada bedah buku dari sesosok perempuan yang juga cukup menginspirasi.
Saat acaranya menjelang selesai, baru saya sadar, rupanya penulis buku itu adalah Alanda Kariza. Saya sempat nggak ngeh pada awalnya siapa dia. Tapi saat sore menjelang, iseng saya browsing-browsing, dan menemukan bahwa ia adalah penulis buku “Dream Catcher”.
Haihh, itu mah, salah satu buku yang saya kenal. Saya pernah membacanya dulu.
“Ini, buku-bukunya kak Alanda?” tanya saya pada salah satu peserta. Lelaki muda itu mengangguk. Saya bisa memastikan bahwa ia salah satu penggemar beratnya berdasarkan senyum sumringahnya usai mendapat tanda tangan di seluruh buku Alanda yang ia miliki.
Meskipun saat duduk di atas tadi saya fokus dengan laptop, tapi keberadaan saya yang pindah di lantai atas tepat di atas Alanda berdiri, membuat saya mendengar beberapa materi inspiratif yang ia sampaikan.
Pada intinya, Alanda bercerita tentang bagaimana ia sukses menulis dalam 30 hari. Ia menceritakan nasihat inspiratif dalam berkarya: ketika ingin menulis novel, maka biarkan diri kita menulis bebas dulu. Menuangkan seluruh pikiran dan ide, menunda dulu untuk melakukan editing, menekan backspace dan tidak membacanya berkali-kali. Tuliskan saja dulu semua, baru setelah semua tertulis, editing dilakukan. Kurang lebih intinya seperti itu.
Alanda juga menceritakan, bahwa menemukan seorang teman untuk diajak menulis bersama itu bisa membuat cerita kita lebih kaya. Seperti ketika novelnya dikolaborasi dengan temannya yang merupakan sosok laki-laki. Menulis dari dua sudut pandang laki-laki dan perempuan membuat tulisannya menjadi lebih berkesan pas dan masuk akal.
Alanda juga menceritakan, bahwa menemukan seorang teman untuk diajak menulis bersama itu bisa membuat cerita kita lebih kaya. Seperti ketika novelnya dikolaborasi dengan temannya yang merupakan sosok laki-laki. Menulis dari dua sudut pandang laki-laki dan perempuan membuat tulisannya menjadi lebih berkesan pas dan masuk akal.
Alanda adalah sosok perempuan produktif bahkan sejak usianya 17 tahun. Sekilas-sekilas saat saya membaca buku milik peserta tadi, saya menemukan detil siapa sosok Alanda. Lahir pada Februari 1991 ia sudah menorehkan beragam prestasi, seperti pernah mewakili Indonesia dalam Global Changemakers di London saat berusia 17 tahun, serta masih banyak segudang prestasi lainnya.
Sosoknya cukup ramah kepada para peserta yang hadir. Beberapa kali ia menanggapi pertanyaan-pertaanyaan dari para peserta yang memang ingin menjadi novelis saat tengah melakukan aktivitasnya berfoto. Ia terus menanggapi peserta meskipun waktunya untuk mengejar pesawat mepet.
“Perempuan-perempuan di Indonesia harus maju bersama apapun latar belakangnya,” ujarnya saat saya pada akhirnya ngikut berfoto dan iseng bertanya: pesan apa yang ingin ia sampaikan pada perempuan di Indonesia agar selalu menjadi perempuan produktif.
Saya mengernyit, mencoba mencerna ucapan spontannya.
“Maksudnya, sekarang ini nih, kan lagi heboh tuh perempuan yang mencela pilihan perempuan lain. Maksud saya, tiap perempuan itu kan punya pilihannya masing-masing. Mau menikah dulu, mau berkarir dulu, mau menikah muda, atau gimana ya sudah. Apapun latar belakangnya harus menghargai. Misal, ada yang menikah muda terus dikomentarin macem-macem. Janganlah! Apapun pilihannya tiap perempuan itu harus selalu bahu-membahu untuk maju bersama,” ujarnya kemudian.
Saya mengangguk-angguk.
Aiiihhh ini nasihat yang tepat sekali untuk para perempuan di hari Kartini . Seperti kita semua tahu, perempuan adalah sosok yang sensitif dengan “komentar” entah dikomentarin atau mengomentarin. Padahal sebuah komentar seringkali mempengaruhi kehidupan seseorang. Bahkan saat yang berkomentar sudah melupakan komentarnya.
Hemm, setiap orang punya latar belakang dalam menentukan pilihan bukan? Jadi daripada nyinyir lebih baik produktif, dan saling mendukung untuk maju bersama.
Jaga Produktivitas Dengan Susu MyBio Colostrum
Menjadi perempuan produktif, tentunya kita butuh asupan gizi yang lebih. Salah satu asupan gizi yang bisa digunakan adalah Susu MyBio Colostrum.
Dulu saya pernah mendapat nasihat dari seorang sepupupu untuk minum Susu Colostrum agar badan saya selalu fit meski aktivitas sedang padat merayap. Saya dulu acuh, tapi sekarang ini, saya rasa ia benar. Seringkali aktivitas yang padat membuat badan mudah sakit, dan kalau sudah sakit, produktivitas menurun. Yang paling buruk, saya jadi tak bisa traveling kemana-mana. Karena itulah, konsumsi Susu Colostrum sekarang ini rasanya penting.
Untungnya Susu MyBio Colostrum hadir dengan cara penyajian yang mudah dan kemasannya yang praktis. Hanya tinggal dituang dalam segelas air hangat dan diaduk dengan sendok plastik, segelas susu colostrum sudah bisa dinikmati.
Susu Kolostrum rupanya merupakan cairan pra-susu yang dihasilkan oleh kelenjar mamalia pada 16 jam pertama setelah melahirkan yang mengandung zat besi 10-17 kali lebih banyak, Vitamin D 3 kali lebih banyak, dan Vitamin A 10 kali lebih banyak dibandingkan susu biasa. Inilah yang menjadikan Susu Kolostrum menjaga para perempuan untuk lebih sehat meski terus produktif. Melalui asupan nutrisi yang cukup, daya tahan akan meningkat, imbasnya tubuh tak mudah sakit sehingga kita bisa terus produktif.
Sore Di Antologi Collaboractive Space
Hingga menjelang Magrib, usai bertemu dengan teman yang lain lagi, saya masih berada di Antologi Collaboractive Space. Ini sebuah tempat yang tampaknya memang didesain untuk para anak-anak muda berbagi ruang bersama agar bisa berkolaborasi menciptakan karya lantas menjadi produktif dengan berdaya bersama. Tentunya bukan ruang gosip, dan nyinyir bersama ya!
Nah, buat kamu yang butuh tempat ngerjain kerjaan atau belajar bareng di Jogja yang full fasilitas dan ruang yang asik, bisa datang saja ke Antologi Collaboractive Space yang ada di Jogja!
Selamat hari Kartini buat seluruh Wanita di Indonesia, dan Jangan lupa, jaga produktivitasmu selalu dengan konsumsi Susu MyBio Colostrum biar daya tahan tubuh selalu oke.
Antologi Collaborative SpaceAlamat: Gang Gayamsari II No. 9C, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
24 comments
Wah, enak juga ya sekali-kali mlipir kesitu buat ngeblog.
ReplyDeleteMampir aja mb kalo lagi di jogja
DeleteWah, baru ya ini wuk? Kayaknya enak space nya buat nulis atau ghibah
ReplyDeleteBaru sekitar setahun mb. Haha, iyooo. Tapi ojo ghibah ah nak rene. Wkwkw
DeleteKayaknya asyik tuh....kapan2 kalo kesana lagi, ajak2 y
ReplyDeleteSiapp. Haha
DeleteAsik banget tempatnya
ReplyDeleteyup bener
DeleteWaahh... sangat menginspirasi kak 👍
ReplyDeleteTul kak
DeleteMakasih mbakk... manfaat sekali postigan ini... susu bio emang recomended banget ya
ReplyDeleteiya, kandungan gizi my bio clostrum emang baik
DeleteDi surabaya juga ada coworking space, gratis dari pemkot hhe
ReplyDeleteWah minum kolostrum juga yaa
Sama doong
Mantap banget memang
wah asik tuh. di Jogja juga ada. tapi menyatu sama perpuskot.
DeleteSipp. Colostrum memang rekomen lah
Cocok nih untuk menaikkan stamina tubuh dan sistem imun
ReplyDeleteYappp
DeleteSuka banget quotesnya Albert E. “Anyone who has never made a mistake has never tried anything new" 💓
ReplyDeleteMemotivasi sekali ya ^^
DeleteWah, Alanda Kariza! Salah satu penulis yang jalan hidupnya menginspirasiku banget nih :)
ReplyDeletekeren ya wikk. bikin semangat
DeleteTipsnya dari Alanda bener banget menurutku ... kalau menulis biarkan ide mengalir sambil dituangkan di tulisan..., proses editing penambahan pengurangan kalimat yg dibaca ulang kok kayaknya kurang klop baru dikerjakan nanti2nya sebelum siap di publish.
ReplyDeleteAku akan coba susu ini buat daya tahan stamina.
TFS, kak
siapp. terima kasih sudah mampir. Jangan lupa susu my bionya
Deletewaww luar biasa manteppp banget kak hhihi
ReplyDeleteSenang sih sebenernya kalau bikin postingan di kedai kopi atau working space begini. Tapi, kalau tiap kali mau posting harus main dulu ke tempat begini, aku malah justru gak bisa 'kerja'. Jadi, sesekali aja main dan kerja di kedai kopi. Sisanya, lebih suka nongkrong atau membaca saja :)
ReplyDeleteSemoga yang tersaji, bisa bermakna.
Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook
Terima Kasih :)