Save Orangutan, Save Hutan Kita
Menyelamatkan Orangutan berarti menyelamatkan Satwa yang lain.
Pernyataan tesebut rasanya tak berlebihan, mengingat Orangutan disebut pula sebagai Satwa payung. Satwa payung ini, memiliki artian satwa yang memayungi atau melndungi satwa yang lain.
Orangutan satwa payung |
Orangutan adalah binatang yang mempunyai kebiasaan menyebar benih dari tanaman yang dimakannya, ini sekaligus membawa manfaat bagi kelestarian hutan secara alami. Melindungi orangutan, berarti harus selalu menjaga habitatnya. Karena lewat habitatnya, orangutan bisa melompat kesana-kemari, dan bebas menikmati hidup. Menjaga habitat orangutan, berarti sama saja menjaga hutan untuk kehidupan binatang lain.
Di dunia ini, ada 4 jenis kera besar (hominidae) yang masih hidup: bonobo, gorila, simpanse dan juga orangutan.
Diantara keempat jenis tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia yang memiliki orangutan, satu-satunya jenis kera besar yang hidup di Asia.
Hutan Kalimantan dan Sumatra merupakan habitat asal dari para orangutan ini. Meskipun jenisnya beda yakni orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dan Sumatra (Pongo abelii) tetapi diperirakan mereka dulunya berasal dari nenek moyang yang sama. Karena dahulu pulau Kalimantan dan Sumatra masih menjadi satu sebagai daratan Sunda.
Sebelum melanjutkan membaca cobalah melihat vidio di bawah ini. Salah satu vidio tentang orangutan yang bikin saya mengharubiru. Vidio tentang kehidupan bagaimana manusia membuat para binatang berlinangan air mata kehilangan tempat tinggal. Vidio yang bikin saya jadi merasa miris setiap kali ketemu furniture kayu. Hiks.
Melihat vidio di atas seolah menunjukkan, bagaimana keberadaan manusia justru mengancam keberadaan kerabat dekatnya. Istilah kerabat dekat bukan lantaran setuju tentang teori Darwin mengenai asal-usul manusia dari golongan kera. Tetapi kerabat dekat, karena DNA manusia lebih dari 90% DNA nya mirip dengan primata yang satu ini.
Orangutan merupakan hewan yang cerdas, tetapi secerdas-cerdasnya mereka, pada akhirnya mereka tetap kalah dengan keegoisan manusia. Penebangan Liar, kebakaran hutan adalah ancaman besar bagi habitat orangutan. Kehidupan hutan yang tenang dan damai untuk spesies langka ini luluh lantak akibat kebakaran yang kemudian tergantikan dengan kelapa-kelapa sawit yang sama sekali tidak menguntungkan bagi mereka.
Tapi ya mau bagaimana lagi, selama manusia masih membutuhkan minyak kelapa sawit untuk goreng-menggoreng, membuat margarin. Selama para wanita masih butuh lipstik. Ataupun selama manusia memakai energi terbarukan minyak sawit guna menghemat emisi, dan selama pihak-pihak berwenang belum serius mengawasi dan bijak membuat kebijakan, kebakaran hutan dengan ganti lahan-lahan sawit tetap akan menjadi cerita berulang.
Mengintip Orang Utan di Taman Nasional
Sumber foto: http://beborneotour.com/ |
Hutan-hutan luas Kalimantan beberapa ditetapkan sebagai Taman Nasional. Taman-taman nasional tersebut diantaranya: Taman Nasional Bukit Baka, Taman Nasional Sentarum, Taman Nasional Gunung Palung, Taman Nasional Kutai, Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Sebangau, dan Taman Nasional Kayan Mentarang.
Taman Nasional Tanjung Puting adalah salah satu tempat yang dijadikan sarana konservasi orangutan di Kalimantan. Pulau yang terkenal dengan sebutan borneo ini memang memiliki potensi alam yang luar biasa. Asiknya ketika di Taman Nasional ini kita bisa berekowisata, melihat langsung kehidupan para orangutan di alam bebas.
Saat ke Tanjung Puting kita akan melewati sungai sekonyer terlebih dahulu menggunakan kapal klotok. Lantas bisa dilanjutkan ke Camp Leakey ataupun Pondok Tangui, tempat dimana menjadi lokasi rehabilitasi orang-orang utan yang berhasil diselematkan dari perburuan. Duhh, Kalau datang ke Tanjung Puting pasti bakal banyak cerita perjalanan yang bisa saya tuliskan.
Ancaman Orangutan
Orangutan, saat ini menjadi satwa yang dilindungi negara karna keberadaannya yang semakin terbatas. Mungkin jika pernah melihat gambar-gambar tragis orangutan setelah terjadinya kebakaran hutan yang banyak tersebar di media online, kita akan tahu bagaimana para orangutan hanya bisa pasrah terhadap ulah kerabat dekatnya yang kadangkala hanya mementingkan isi perut dan mulut.
Sumber: http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/10/151006_majalah_lingkungan_satwaasap |
Nampaknya, manusia benar-benar menjadi ancaman utama.
Walaupun begitu, Orangutan dan habitatnya terancam pula oleh fenomena alam seperti Badai El-Nino, mupun kekeringan. Sumber WWF menyebutkan bahwa selama 20 tahun terakhir habitat orangutan Borneo berkurang mencapai 55%. Itu saja data 2011. Tidak terbayang data yang sekarang. Mengingat beberapa kali kebakaran hutan di Kalimantan kembali terjadi. Duhh.
Save Orangutan
Kalimantan dianugrahi kekayaan alam yang beragam. Kondisi alam, iklim, dan geografisnya yang menguntungkan membuat kawanan flora-fauna langka bersedia hidup di pulau ini. Kekayaan alam nan indah seperti halnya Tanjung Puting, Pulau Derawan, Taman Nasional Kutai, adalah contoh keindahan alam yang berhasil diolah menjadi sebuah pariwisata yang selain indah juga mendidik masyarakat untuk turut serta melindungi dan menjaga.
Tentunya masih banyak tempat-tempat lain semacam ini yang jika dikelola dengan baik akan bisa menjadi alternativ bagi penduduk sekitar untuk mencari nafkah sekaligus mendidik masyarakat untuk turut serta merawat alam.
Sehingga mereka tak perlu lagi menebang kayu secara ilegal misalnya. Hingga para orangutan tak perlu kehilangan tempat tinggalnya. Terdengar muluk-muluk memang. Apalagi mengingat penebangan bahkan pembakaran skala besar itu pelakunya para pemilik modal. Sedangkan masyarakat yang menebang ilegal itu umumnya jumlahnya lebih sedikit. Entahlah.
Di sisi lain, pernahkah mendengar cerita Pony, orangutan yang dijadikan PSK?? Yeah, rupanya ancaman keselamatan orang utan tak melulu tentang bagaimana hidupnya di habitatnya. Lagi-lagi, perkara manusia. Binatang inipun hanya bisa pasrah saat ia diexploitasi manusia-manusia yang tak lagi normal.
Save Orangutan bukan lantas kita diperbolehkan untuk melindungi orang utan dengan cara memeliharanya. Memelihara orangutan adalah salah satu bentuk pelanggaran hukum, krena ia hewan yang dilindungi undang-undang. Selain itu, apabila memelihara orang utan sejak ia masih bayi, sama saja kita mengorbankan induknya. Mengutip cerita dari buku Hikayat Sang Kerabat Dekat dari National Geographic, diceritakan bahwa hubungan induk dengan anak sangatlah intim. Suatu hari pernah seekor anak orangutan jatuh dan mati. Sang induk yang saking sayangnya, mengambil lagi jasad sang anak dan terus menerus membawa sang anak kesana kemari hingga anaknya dikerubuti lalat. Saat sang anak akhirnya dikuburkan sang induk marah, dan akhirnya pergi. Setelah beberapa lama akhirnya sang induk ditemukan, orang utan ini sudah menjadi kurus kering, tak mau makan dan akhirnya mati.
Hemm, cerita yang sungguh miris.
Ya, semoga ke depannya tak ada lagi cerita-cerita miris tentang makhluk langka ini. Tak ada pula cerita tentang pembakaran hutan yang asapnya mencoreng Indonesia lantaran asapnya berlari sampai ke negara tetangga.
Yuk mari bersama-sama menjaga hutan, dan turut menggalakkan save orangutan. Biar anak cucu kita kelak tetap bisa melihatnya langsung, tak hanya dari foto.
Sumber:
http://www.wwf.or.id/program/spesies/orangutan_kalimantan/
http://beborneotour.com/
http://travel.kompas.com/read/2016/01/29/100900927/Melihat.Kehidupan.Orangutan.di.TN.Tanjung.Puting
Hikayat Sang Kerabat Dekat : Natgeo Indonesia
17 comments
Aku br tau ada jg sejenis bonobo,Da. Nice sharing yaaa, smg kelestarian orangutan dapat terjaga.
ReplyDeleteAmin, semoga tetap lestari.
DeleteBonobo ini simpanse kerdil mbak.
Namanya memang tidak terlalu terkenal seperti yang lain
Harusnya orang hutan tinggal bebas dihutan ya mbak gak dirangkeng di bonbin hehehe
ReplyDeleteMungkin yang dikrangkeng di kebun binatang2 itu orang utan yang sudah tua dan tak mungkin dilepasliarkan di hutan mbak. Mungkin. karna harusnya kebun binatang itu sudah berijin. Ya asal tidak ditelantarkan saja saat di kebun binatang
DeleteMenjaga habibat orang utan tetap Lestari itulah caranya. Sayang ya, manusia nya makin nggak terkendali dalam merusak hutan.
ReplyDeletesemoga kedepannya bisa lebih baik mbak
DeleteHiks hiks sedih y liat nasib "kerabat dekat" kita..dan makin miris karena kitalah yg pihak yg paling bertanggung jawab atas kepunahan mereka.
ReplyDeletenyesek mbak. tapi masih ada harapan untuk ke depan jadi jauh lebih baik :-)
DeleteThanks for sharing nya mba. Jadi banyak tau cerita lain tentang orang utan juga. Mari Save Orang Utan! 😊
ReplyDelete#saveorangutan :-)
DeletePony kasian sekali dia.
ReplyDeleteMengapa peradaban justru menyengsarakan makhluk lain
bukan hanya kasian. bener-bener nggak habis pikir saja. Kok ya bisa-bisanya melakukan hal seaneh itu
DeleteKurang tahu yang Bonobo nih. :(
ReplyDeleteia sejenis simpanse kerdil mb. Di afrika hidupnya
Deletesemoga segera ada jalan terbaik utk kehidupan dan kelestarian orang utan yah
ReplyDeletebukanbocahbiasa(dot)com
Seneng banget ada artikel kayak gini bikin kita lebih peduli lagi sama satwa terlebih orangutan yang mulai langka.
ReplyDeleteSewaktu kebakaran hutan kemarin, sedih bangeeet lihat orangutan ini jadi korban :(( beneran lihat foto maupun videonya asli sedih dan gak tau gimana coba mau bantu. :(
Pernah baca juga kalau orangutan ini punya feeling juga, dan di Kalimantan sana ada tempat khusus untuk orangutan. Di sana tiap orangutan ada mama asuhnya, pokoknya dirawat layaknya manusia.
Semoga orangutan ini tetap lestari, ya.
Good one, mbak Aida ^^
Setuju sekali dengan kampanye #saveorangutan
ReplyDeleteSemoga yang tersaji, bisa bermakna.
Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook
Terima Kasih :)