Rasa Enak itu, Ternyata Sambal Ikan Roa
“Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan,”
-Imam Syafi’i-
Menjadi anak rantau, membuat saya kenal beberapa kawan
sesama perantau dari beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya adalah kawan
saya yang berasal dari Sulawesi Utara. Kawan Sulawesi saya ini sejak kita masih
satu kos, selalu kepikiran untuk membuat sebuah usaha warung makan khas daerahnya.
Makanan-makanan khas Sulawesi sana.
Pernah suatu hari, kawan saya ini membuat tinotuan, atau
bubur Manadho. Ia mencoba membuat tinotuan, dengan harapan buburnya enak, dan
bisa ia jual.
Singkat kata, percobaan pun dimulai. Dengan bermodal masak
menggunakan magiccom, karna kos kami
yang tidak mengijinkan membawa kompor, akhirnya kawan saya benar-benar sukses
se sukses-suksesnya mebuat tinotuan.
Menurut bahasa, tinotuan artinya adalah “campur-campur”. Ya,
benar, bubur buatan kawan saya ini benar-benar campur-campur. Campur aduk, tidak karuan rasanya maksudnya.
Hehe. Saking campur-campurnya, saya sendiri bingung mau menyimpulkan ini itu
enak atau nggak ya? Hemm, baiklah,
saya maklumi. Baru percobaan pertama
Kreasi Ikan Roa
Ikan Roa Sumber gbr : fjb kaskus |
Merasa gagal membuat bubur Manadho yang enak di percoban
pertama, karna sekos hanya saya dan dia yang mau menghabiskannya, akhirnya
kawan saya ini ogah meneruskan lagi ide
bubur Manadhonya.
Waktupun berlalu. Ketika kami sudah tidak satu kos lagi,
suatu hari kawan saya tersebut datang mencari saya sembari membawakan sekotak
nasi kuning dilengkapi telur, tempe kering, dan juga sambal.
“Mbak, aku sekarang jualan nasi kuning. Mbak pokoknya harus
coba!” ujarnya sumringah. Saya kaget. Ragu dengan kualitas masakannya lebih
tepatnya. Tapi kemudian saya menerima nasi kotaknya dan menunda untuk
berkomentar.
Saya mulai mencoba nasi kuning yang ia tinggalkan. Cukup
terkejut saya dengan rasanya. Sensasinya benar-benar berbeda dengan nasi kuning
yang pernah saya makan. Saya resapi baik-baik apa yang membuatnya berbeda. Dan
jawaban itu langsung bisa saya temukan. Sambalnya! Langsung saya kirim komentar
saya tentang dagangan kawan saya ini. Bahwa kali ini, ia berhasil membuat
masakan yang mengundang selera.
Usut punya usut, rupanya sambal yang ia pakai adalah sambal
ikan roa, sambal khas orang Sulawesi Utara. Yeah, lidah saya benar-benar tak
bisa ditipu ternyata. Pantas saja rasanya berbeda. Sambal ikan roa ini ia buat
sendiri dengan memakai ikan roa asli dari Sulawesi.
“Ikan roa itu ikan asap, Mbak,” terangnya saat saya merasa
asing dengan nama itu. Saya lantas searching di google mencari seperti apa ikan
roa ini.
Ikan roa ternyata jenis ikan terbang. Bentuknya langsing
dengan mulut yang lancip. Yang menjadikannya unik, rupanya ikan Roa di
Indonesia hanya hidup di sekitaran Sulawesi Utara dan Maluku. Itulah kenapa
sambal ikan roa ini khas.
Ikan roa katanya paling banyak dijual dalam bentuk sudah
diasap. Pengasapan merupakan salah satu cara untuk membuat ikan laut menjadi
jauh lebih awet, tanpa harus kehilangan nilai gizinya. Kandungan protein dan
air pada ikan yang begitu tinggi, membuat ikan menjadi komoditi yang mudah
busuk. Oleh sebab itu, pengasapan dilakukan sebagai upaya menghindari kebusukan
ini. Sekaligus dengan cara pengasapan, ikan memiliki cita rasa lain yang
menjadikannya unik dan berbeda.
Sumber gbr: https://omasambalroa.wordpress.com/ |
Untuk membuat sambal ikan roa, kawan saya membeli ikan roa
yang sudah diasap lantas selanjutnya memisahkan bagian kulit dan dagingnya.
Baru, setelah itu daging dihaluskan dan dicampur dengan bumbu, tomat dan cabai
yang jumlahnya lebih banyak daripada ikannya. Sehingga terciptalah sambal ikan
roa yang pedasnya nendang.
Sambal Roa yang tinggal secuprit docpri |
Minahasa, memang kaya akan ragam kulinernya. Di tempat
asalnya ini, sambal ikan roa ternyata biasa dimakan dengan berbagai cemilan
berkarbohidrat, seperti ubi, singkong juga pisang. Bahkan, pisang goreng sambal
roa menjadi salah satu menu kuliner yang banyak disediakan di tempat-tempat
makan di Minahasa. Pisang goreng di sana biasa disebut dengan pisang goroho.
Meskipun, belum tentu pisangnya adalah jenis pisang goroho, jenis pisang yang
hidup di Sulawesi. Seperti layaknya kita biasa menyebut sepeda motor dengan
honda, padahal sepeda motor itu ada yamaha, suzuki, supra dan sebagainya.
Dari pendapat beberapa orang yang pernah mencoba pisang
goroho yang dicocolkan ke sambal roa, rata-rata mereka punya pendapat yang
sama. Enak dan membuat ketagihan. Wah, saya rasa saya juga harus mencobanya.
Pasalnya, saya doyan sekali mencocol pisang, atau ketela goreng dengan sambal
bawang. Jelas saya penasaran seperti apa kalau dicocol ke sambal ikan roa.
Sayangnya, saat saya main ke tempat kawan Sulawesi saya kemarin, saya tidak
membawa dua jenis gorengan ini. Dagangan nasi kuning sambal roa-nyapun sudah habis. Sambal roa juga tinggal sedikit. Hemm, okelah, ini tandanya mungkin kapan-kapan saya harus main
lagi.
*Tulisan ini diikutkan dalam Lomba penulisan blog atau vlog Jelajah Gizi 4: “Membedah Nilai Gizi Masakan Minahasa” bersama Nutrisi Untuk Bangsa ke Sulawesi Utara yang diadakan oleh Sarihusada. Detail perlombaannya silakan kunjungi Website / Facebook Nutrisi Untuk Bangsa.
*Tulisan ini diikutkan dalam Lomba penulisan blog atau vlog Jelajah Gizi 4: “Membedah Nilai Gizi Masakan Minahasa” bersama Nutrisi Untuk Bangsa ke Sulawesi Utara yang diadakan oleh Sarihusada. Detail perlombaannya silakan kunjungi Website / Facebook Nutrisi Untuk Bangsa.
16 comments
Woo baru tau aku kalau ikan roa itu ikan terbang. . Hmm jadi pengen nyoba sambal ikan roa rasanya gimana, soalnya saya g bisa makan kalau gak pakai sambal hehe. .
ReplyDeleteenak mas. mantap rasanya
Deletesaya jual sambel ikan roa bisa kontak saya kalo berminat mau beli ^_^
DeleteMba Aida Minahasa memang punya banyak pilihan menu ikan yg top markotop
ReplyDeleteiya bu baru tau. ternyata selain roa juga masih ada ikan cakalang dan jenis-jenis yang lain
DeleteBubur Manado itu juaraaa! Apalagi pakai sambal dan ikan asin 😁
ReplyDeleteSambal roa juga enaakk..
Sayang mbak saya belum cobain bubur manado selain buatan temen saya T.T. kapan2 saya mau coba ah. di Solo yang jual dimana ya?
Deletewah menyantap ikan roa pakai nasi hangat mantap sekali ;)
ReplyDeletewww.travellingaddict.com
Pakai nasi kuning apalagi :-)
DeleteSaya setiap makan sambal ikan roa nggak ada yang gak enak. Belum pernah punya pengalaman makan ikan sambal roa yang tak enak. Pokoknya sambal ikan roa itu favorit banget untuk saya... semoga usaha Temannya Mbak sukses ya. Armin
ReplyDeleteAmin...
DeleteSambal roa memang top mbak
Aku sukak banget sama ikan roa, sering bikin kalau lagi di Manado tapi di sini jarang, nyetok sih ada :D
ReplyDeleteBoleh tuh mbak. pas kopdar dibawain sambel roa yang sudah jadi^^
Deleteslurpp.. kayaknya enak yang di goreng ya
ReplyDeletesambalnya joss mas
DeleteNikmat tuh' tapi Kalau tidak cocok sama sambal kadang bisa bikin mules
ReplyDeleteSemoga yang tersaji, bisa bermakna.
Kalau kamu suka dengan artikel ini, jangan lupa share & like fanspage gubug kecil sang entung di facebook
Terima Kasih :)